BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Di Indonesia, kanker
payudara menduduki posisi kedua di bawah kanker leher rahim (serviks) sebagai
penyebab kematian tertinggi pada wanita. Angka kematian akibat kanker payudara
cukup tinggi karena banyak pasien datang dengan kondisi terlambat.
Menemukan
kanker secara dini bukanlah suatu faktor kebetulan atau nasib, melainkan adalah
tanggung jawab dari para wanita dan dokter. Wanita harus mengetahui keadaan
normal sehingga dapat menyadari adanya perubahan. Sedangkan bagi pihak medis,
menemukan kanker secara dini membutuhkan upaya terpadu dan berkesinambungan
untuk skrining dan deteksi dini kanker.
Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah
kehilangan pengendalian dan mechanisme normalnya, sehingga mengalami
pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali.
Kanker payudara (Carcinoma mammae)
didefinisikan sebagai suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari
parenchyma.Penyakit ini oleh Word Health Organization (WHO) dimasukkan
kedalam International Classification of Diseases (ICD) dengan kodenomor 17.
Kanker payudara adalah kanker pada
jaringan payudara.
Ini adalah jenis kanker paling umum yang diderita kaum wanita. Kaum pria juga dapat
terserang kanker payudara, walaupun kemungkinannyalebih kecil dari 1 di antara
1000. Pengobatan yang paling lazimadalah dengan pembedahan
dan jika perlu dilanjutkan dengan kemoterapi
maupun radiasi.
Kanker serviks adalah Infeksi Human
PapillomaVirus (HPV), menyebabkan metaplasi epitel permukaan serviks, berupa
proliferasi permukaan epidermal dan mukosa.
Skrining adalah pemeriksaan terhadap
sejumlah besar orang untuk mengungkap karakteristik tertentu atau penyakit yang
tidak diketahui seperti fenilketonuria atau hipotiroidisme padaneonatus
Skrining sama artinya dengan deteksi
dini atau pencegahan sekunder, mencakup pemeriksaan (tes) pada orang-orang yang
belum mempunyai simptom-simptom penyakit untuk menemukan penyakit yang belum
terlihat atau pada stadium praklinik.
B.
TUJUAN
1. Mengetahui
pengertian dan tujuan skrining
2. Mengetahui
perubahan payudara akibat kanker
3. Mengetahui
cara mendeteksi dini kanker payudara
4. Mengetahui
ciri ciri kanker serviks
5. Mengetahui
macam-macam cara tes skrining kanker serviks
6. Mengetahui
teknik SADARI
BAB II
PEMBAHASAN
A.
SKRINING UNTUK
KEGANASAN DAN PENYAKIT SISTEMIK
1.
SKRINING
a.
Pengertian Skrining
Skrining,
dalam pengobatan, adalah strategi yang digunakan dalam suatu populasi untuk
mendeteksi suatu penyakit pada individu tanpa tanda-tanda atau gejala penyakit
itu. Tidak seperti apa yang biasanya terjadi dalam kedokteran, tes skrining
yang dilakukan pada orang tanpa tanda-tanda klinis penyakit.
Skrining
sama artinya dengan deteksi dini atau pencegahan sekunder, mencakup pemeriksaan
(tes) pada orang-orang yang belum mempunyai simptom-simptom penyakit untuk
menemukan penyakit yang belum terlihat atau pada stadium praklinik.
b.
Tujuan Skrining
Tujuan
dari skrining adalah untuk mengidentifikasi penyakit pada komunitas awal,
sehingga memungkinkan intervensi lebih awal dan manajemen dengan harapan untuk
mengurangi angka kematian dan penderitaan dari penyakit. Meskipun skrining
dapat mengarah ke diagnosis sebelumnya, tidak semua tes skrining telah terbukti
bermanfaat bagi orang yang sedang diputar; overdiagnosis, misdiagnosis, dan
menciptakan rasa aman palsu beberapa efek negatif dari penyaringan. Untuk
alasan ini, tes yang digunakan dalam program skrining, terutama untuk penyakit
dengan insiden rendah, harus memiliki sensitivitas yang baik selain kekhususan
diterima. Beberapa jenis skrining ada: skrining universal melibatkan skrining
semua individu dalam suatu kategori tertentu (misalnya, semua anak pada usia
tertentu). Temuan Kasus melibatkan skrining sekelompok kecil orang berdasarkan
adanya faktor risiko (misalnya, karena anggota keluarga telah didiagnosis
dengan penyakit keturunan).
Contoh
skrining: Tes kulit yang disebut tes PPD
banyak digunakan untuk layar untuk paparan TBC. Penyedia layanan kesehatan
mungkin layar untuk depresi menggunakan kuesioner seperti Beck Depression
Inventory. Alpha-fetoprotein skrining digunakan pada wanita hamil untuk
membantu mendeteksi kelainan janin tertentu. Skrining kanker adalah pengujian
untuk mendiagnosa tahap awal kanker pada tahap ketika dapat disembuhkan dan /
atau ketika pengobatan dapat dicapai dengan prosedur kurang invasif.
Contoh sukses skrining untuk
kanker meliputi :
1)
Pap smear untuk
mendeteksi lesi prakanker dan berpotensi mencegah kanker servik.
2)
Mamografi untuk
mendeteksi kanker payudarKolonoskopi untuk mendeteksi kankera kolorekta.
3)
Dermatologis
centang untuk mendeteksi melanoma
4)
Radiografi bitewing
secara rutin diambil pada pemeriksaan gigi dan digunakan untuk layar untuk
karies interproksimal gigi.
c.
Keuntungan Dan Kerugian Dari Screening.
Skrining
memiliki kelebihan dan kekurangan; keputusan apakah ke layar harus diputuskan
dengan menyeimbangkan semua factor.
1)
Keuntungan
Skrining dapat mendeteksi kondisi medis pada tahap awal sebelum gejala menyajikan sedangkan pengobatan lebih efektif daripada untuk nanti deteksi. Dalam kasus terbaik dari kehidupan diselamatkan.
Skrining dapat mendeteksi kondisi medis pada tahap awal sebelum gejala menyajikan sedangkan pengobatan lebih efektif daripada untuk nanti deteksi. Dalam kasus terbaik dari kehidupan diselamatkan.
2)
Kekurangan
a)
Seperti tes medis,
tes yang digunakan dalam penyaringan tidak sempurna. Hasil pengujian tidak
tepat dapat menunjukkan positif untuk mereka yang tanpa penyakit (false
positif), atau negatif bagi orang yang memiliki kondisi (negatif palsu).
Khususnya ketika skrining untuk kondisi probabilitas rendah jumlah mutlak
positif palsu mungkin tinggi walaupun memiliki persentase positif palsu sangat
rendah, jika kejadian kondisi adalah satu di 10.000 dan kemungkinan positif
palsu adalah 0,1%, 9 dari 10 hasil positif akan palsu.
b)
Penyaringan
melibatkan biaya dan penggunaan sumber daya medis pada sebagian besar orang
yang tidak membutuhkan pengobatan.
c)
Dampak buruk dari
prosedur penyaringan (misalnya stres dan kecemasan, ketidaknyamanan, paparan
radiasi, paparan kimia).
d)
Stres dan kecemasan
yang disebabkan oleh hasil skrining positif palsu.
e)
Tidak Perlu
investigasi dan pengobatan hasil positif palsu.
f)
Stres dan kecemasan
yang disebabkan oleh memperpanjang pengetahuan tentang penyakit tanpa
peningkatan hasil.
g)
Rasa aman palsu
yang disebabkan oleh negatif palsu, yang dapat menunda diagnosis akhir.
d.
Jenis Penyakit yang Tepat Untuk Skrining
1)
Merupakan penyakit yang
serius
2)
Pengobatan sebelum
gejala muncul harus lebih untung dibandingkan dengan
3)
Setelah gejala muncul
4)
Prevalens penyakit
preklinik harus tinggi pada populasi yang di skrening
e.
Peran Bidan Skrining Untuk Keganasan Dan Penyakit Sistematik
1)
Memberikan motivasi
pada para wanita untuk melakukan pentingnya melakukan langkah skrining.
2)
Membantu dalam
mengidentifikasi orang-orang yang berisikoterkena penyakit atau masalah
kesehatan tertentu. Penegakan diagnosis pasti ditindak lanjuti di fasilitas
kesehatan
3)
Membantu
mengidentifikasi penyakit pada stadium dini,sehingga terapi dapat dimulai
secepatnya dan prognosa penyakit dapat diperbaiki
4)
Membantu melindungi
kesehatan individual
5)
Membantu dalam
pengendalian penyakit infeksi melalui proses identifikasi carrier
penyakit di komunitas
6)
Memberikan penyuluhan
dalam pemilihan alat kontrasepsi dengan metode barrier (pelindung)
seperti diafragma dan kondom karena dapat memberi perlindungan terhadap
kanker serviks
7)
Memberikan fasilitas
skrining kanker serviks dengan metodepap smear kemudian membantu dalam
pengiriman hasil pemeriksaan kelaboratorium.
2.
KANKER PAYUDARA
a.
Pengertian
Kanker
payudara (Carcinoma mammae) didefinisikan sebagai suatu penyakit neoplasma yang
ganas yang berasal dari parenchyma.Penyakit ini oleh Word Health Organization (WHO)
dimasukkan kedalam International Classification of Diseases (ICD) dengan
kodenomor 17.
Kanker
payudara adalah kanker
pada jaringan payudara.
Ini adalah jenis kanker paling umum yang diderita kaum wanita.
Kaum pria
juga dapat terserang kanker payudara, walaupun kemungkinannyalebih kecil dari 1
di antara 1000. Pengobatan yang paling lazimadalah dengan pembedahan
dan jika perlu dilanjutkan dengan kemoterapi
maupun radiasi.
b.
Penyebab Spesifik Kanker Payudara
Menurut
Moningkey dan Kodim, penyebab spesifik kanker payudara masih belum diketahui,
tetapi terdapat banyak faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap
terjadinya kanker payudara diantaranya:
1)
Faktor reproduksi:
Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan risiko terjadinya kanker
payudara adalah nuliparitas, menarche pada umur muda, menopause pada umur lebih
tua, dan kehamilan pertama pada umur tua. Risiko utama kanker payudara adalah
bertambahnya umur.
3)
Penyakit fibrokistik:
Pada wanita dengan adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis, tidak ada peningkatan
risiko terjadinya kanker payudara.
4)
Obesitas :
Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh dengan
kanker payudara pada wanita pasca menopause
5)
Konsumsi lemak:
Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor risiko terjadinya kanker
payudara.
6)
Radiasi :
Eksposur dengan radiasi ionisasi
selama atau sesudah pubertas meningkatkan terjadinya risiko kanker payudara.
7)
Riwayat keluarga
dan faktor genetic ada 2 jenis gen (BRCA1dan BRCA2) yang sangat mungkin
sebagai resiko, riwayat keluarga merupakan komponen yang penting dalam riwayat
penderita yang akan dilaksanakan skrining untuk kanker payudara.
8)
Pemakaian obat-obatan.
9)
Faktor lain yang diduga
sebagai penyebab kanker payudara adalah:
a)
Tidak menikah
b)
Menikah tapi tidak
punya anak
c)
Melahirkan anak pertama
sesudah usia 35 tahun
d)
Tidak pernah menyusui
anak.
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa penyakit
kanker payudara meningkat pada orang yang sering menghadapi
kondisi stress (goncangan jiwa) dan juga bagi wanita yang
sebelumnyamengalami menstruasi dibawah usia 11 tahun.
c.
Pilihan Skrining Untuk Kanker Payudara
1)
Skrining di rumah
Mudah, cepat,
dan efektif, itulah yang bisa digambarkan tentang melakukan sendiri skrining di
rumah. Anda sebaiknya melakukan skrining ini satu minggu setelah masa
menstruasi berakhir. Caranya adalah dengan berbaring dan menaruh bantal pada
sisi payudara yang akan Anda periksa. Posisi lengan diletakkan di belakang
kepala, kemudian tekan gerakan memutar di sekitar payudara. Jika Anda merasakan
sesuatu yang tidak wajar, bisa jadi itu adalah kanker. Kelainan bisa berbentuk
benjolan yang agak keras dan tidak juga menghilang setelah dua kali siklus
menstruasi. Jika benjolan tumbuh semakin besar dan puting mengalami pendarahan,
segera hubungi dokter untuk penanganan yang lebih baik.
2)
Skrining dokter
Hampir sama seperti
skrining yang Anda lakukan di rumah, skrining dokter dilakukan oleh dokter sama
seperti yang Anda praktikkan di rumah. Bedanya adalah dokter lebih mengetahui
apa yang mereka cari dan segera mendiagnosis jika menemukan kelainan yang
terdapat pada payudara.
3)
Skrining mammogram
Skrining mammogram menggunakan sinar X untuk
memeriksa payudara. Skrining ini disarankan untuk dilakukan secara rutin oleh
para wanita berusia di atas 40 tahun atau mereka yang memiliki sejarah keluarga
kanker payudara.
d.
Faktor Risiko Kanker
Payudara
Faktor risiko
kanker payudara adalah segala sesuatu yang dapat mempengaruhi kemungkinan
seseorang menderita kanker payudara. Beberapa faktor risiko tidak dapat diubah
seperti usia atau riwayat keluarga, tetapi ada juga faktor risiko yang
berhubungan dengan gaya hidup seperti merokok dan minum alcohol. Berikut adalah
faktor risiko yang penting untuk kanker payudara :
1)
Usia.
Risiko menderita
kanker payudara akan meningkat seiring dengan semakin tuanya seseorang. Di RS
Kanker Dharmais, usia rata-rata wanita yang pertama kali didiagnosis kanker
payudara adalah 48 tahun.
2)
Haid pertama di usia
kurang dari 12 tahun atau menopause (berhenti haid) di usia lebih dari 55 tahun
dapat sedikit meningkatkan risiko kanker payudara.
3)
Wanita yang tidak
menikah, tidak memiliki anak, atau memiliki anak pertama setelah usia 30 tahun
juga dapat meningkatkan risiko.
4)
Riwayat menggunakan
preparat hormonal yang lama seperti KB hormonal (pil, suntik, susuk) atau
terapi hormonal (misalnya terapi sulih hormon estrogen pada wanita yang
menopause) meningkatkan risiko kanker payudara.
5)
Diet tinggi lemak dan
alkohol meningkatkan kemungkinan hingga 1,5 kali untuk menderita kanker
payudara dibandingkan wanita yang tidak banyak makan lemak dan tidak minum
alkohol.
6)
Memiliki kerabat wanita
dekat (seperti ibu kandung, kakak/adik, anak) dengan kanker payudara dapat
meningkatkan risiko kanker payudara sampai 2 kali dibandingkan wanita yang
tidak memiliki riwayat keluarga dengan kanker payudara. Diperkirakan 20-30%
wanita dengan kanker payudara memiliki anggota keluarga yang juga memiliki
riwayat kanker payudara.
e.
Perubahan
Pada Payudara Akibat Kanker
1)
Benjolan Pada Payudara
2)
Perubahan pada Kulit
Payudara
3)
Perubahan pada Puting
Payudara
4)
Perubahan ukuran dan
bentuk payudara
5)
Keluar cairan dari
puting payudara
6)
Nyeri
f.
Deteksi Dini Kanker Payudara
Terdapat
beberapa cara deteksi dini kanker payudara dengan tingkat akurasi yang berbeda.
Akurasi deteksi dini kanker payudara akan jauh bertambah bila ketiga tes ini
dikombinasi.
Cara deteksi
dini kanker payudara adalah :
1)
Pemeriksaan Payudara
Sendiri (Teknik Sadari)
2)
Pemeriksaan Klinis
Payudara oleh Dokter
3)
Pemeriksaan Radiologi (Mammografi
dan/atau USG)
4)
Biopsi tanpa pembedahan
(Fine Needle Aspiration Biopsy atau Core Biopsy).
5)
Pemeriksaan Klinis
Payudara oleh Dokter dapat mendeteksi sampai 85% kasus kanker payudara.
6)
Pemeriksaan Mammografi
dapat mendeteksi sampai 90% kasus kanker payudara.
7)
Biopsi dapat mendeteksi
sampai 91% kanker payudara.
8)
Tetapi bila ketiga
pemeriksaan dini dilakukan semuanya, maka kanker payudara dapat dideteksi
secara dini hingga 99,5%.
9)
Pemeriksaan Payudara
Sendiri (Teknik SADARI)
10)
Pemeriksaan SADARI
sebaiknya dilakukan mulai usia remaja. Dilakukan sebulan sekali, pada hari ke-7
sampai hari ke-10 dihitung dari hari pertama haid. Bila wanita telah menopause,
SADARI dilakukan pada tanggal yang sama setiap bulan, misalnya tanggal 10.
3.
KANKER SERVIKS
a.
Pengertian Kanker Mulut Rahim (CA SERVIKS)
Kanker
serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim sebagai
akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak
jaringan normal di sekitarnya (FKUI, 1990; FKKP, 1997).
b.
Ciri-ciri CA Serviks
1)
Kontak bleeding
yakni perdarahan pasca senggama. Hal ini biasanya merupakan tanda umum yang
sering dijumpai. Perdarahan yang terjadi dikarenakan kerapuhan dari jaringan
serviks. Saat coitus, umumnya akan terjadi gesekan pada dinding serviks. Karena
jaringan yang kaya pembuluh darah tersebut sangat rapuh, maka perdarahan mudah
terjadi.
2)
Keputihan juga
merupakan gejala yang sering ditemukan. Keputihan ini lama kelamaan akan berbau
busuk oleh kaena adanya proses infeksi dan nekrosis (kematian) jaringan akibat
kanker tersebut.
3)
Rasa nyeri yang
hebat divagina dan sekitarnya atau pada perut bagian bawah.
4)
Anemia (karena
perarahan hebat pada vagina)
5)
Gejala yang timbul
akibat adanya metastasis/penyebaran ke organ-organ lainnya misalnya:
a)
Paru : batuk lama,
efusi pleura, pneumonitis
b)
Hati :
ikterus (warna kuning pada tubuh), hepatomegali
(pembesaran hati), acites (cairan pada rongga perut)
c)
Otak : koma, kehilangan penglihatan.
d)
Tulang : nyeri tulang, paah tulang
“PATOKAN” Tanda dan Gejala Bahaya Kanker
:
P
: Perdarahan atau keluar lendir yang tak wajar dari dalam
tubuh yakni berupa,
₋
Batuk darah : ca paru dan sal.nafas
₋
muntah darah : ca
lambung atau hati
₋
BAB darah : ca
rectum/anus atau kolon/usus
₋
perdarahan vagina :
ca serviks)
Alat pencernaan terganggu atau ada kesukaran menelan yang
semakin lama semakin berat (ca eosofagus, tyroid)
T : Tumor pada payudara atau di tempat lain (testis, usus, otot, dll)
O : Obstipasi/
sembelit atau perubahan kebiasaan BAB atau BAK
K : Koreng atau borok yang tidak mau sembuh (gejal utama kanker kulit stadium
lanjut) dimana biasanya tanda yang paling khas adalah perdarahan erus menerus
dari borok tersebut.
A : Andeng-andeng (nevus) yang berubah , membesar dan makin menghitam (ditambah
rasa gatal, borok, berdarah, rambut yang semual ada menjadi rontok) ini mengacu
pada ca kulit.
N : Nada suara jadi serak atau batuk yang tak kunjung
sembuh.
c.
Penyebab Kanker Mulut Rahim
Secara umum penyebab kanker dapat dibedakan menjadi 3
golongan yakni:
1)
Kelainan kongenial
atau genetika (karena kerusakan gen dalam tubuh)
2)
Karsinogen (zat
atau bahan yang dapat menimbulkan kanker).
Karsinogen dibedakan menjadi 2 jenis:
a)
Kimiawi (karsinogen
alami) :
₋
Organic : aflatoksin yang terdapat pada biji kacang yg
ditumbuhi jamur aspergillus bisa menyebabkan kanker hati, nitrosamine dalam
makanan dan minuman,
₋
Inorganic : abses, cadmium, plumbum).
b)
Buatan manusia :
bahan industri seperti cat, petrokimia, karet, obat-obatan seperti arsen,
chlornaphazine.
3)
Selain itu asam
rokok juga dapat menyebabkan kanker karena didalamnya terdapat banyak
karsinogen seperti polycyclic aromatichydrocarbon dan aromatic amine. Hormon
juga dapat menimbulkan kanker pada beberapa organ yang pertumbuhanya dipengaruh
oleh hormone seperti payudara, uterus (rahim) dan prostat
d.
Factor-Faktor Resiko Kanker Mulut Rahim
Faktor-faktor
ini mungkin bekerja bersama untuk bahkan lebih meningkatkan risiko:
1)
Human papillomaviruses
(HPVs): Infeksi HPV adalah faktor risiko utama untuk kanker leher rahim. HPV
adalah kelompok dari virus-virus yang dapat menginfeksi leher rahim (cervix).
Infeksi-infeksi HPV adalah sangat umum. Viris-virus ini dapat ditularkan dari orang
ke orang melalui kontak seksual. Kebanyakan dewasa-dewasa pernah terinfeksi
dengan HPV pada suatu ketika dalam kehidupannya. Beberapa tipe-tipe HPV dapat
menyebabkan perubahan-perubahan pada sel-sel leher rahim. Perubahan-perubahan
ini dapat menjurus pada kutil-kutil genital (alat kemaluan), kanker, dan
persoalan-persoalan lain. Dokter-dokter dapat memeriksa untuk HPV bahkan jika
tidak ada kutil-kutil atau gejala-gejala lainnya.
2)
Jika seorang wanita
mempunyai infeksi HPV, dokternya dapat mengdiskusikan cara-cara untuk
menghindari terinfeksinya orang lain. Tes Pap dapat mendeteksi
perubahan-perubahan sel pada leher rahim yang disebabkan oleh HPV. Perawatan
dari perubahan-perubahan sel ini dapat mencegah kanker leher rahim. Ada
beberapa metode-metode perawatan, termasuk pembekuan (freezing) atau pembakaran
(burning) jaringan yang terinfeksi. Beberapa obat-obatan juga bermanfaat.
3)
Ketiadaan dari tes-tes
Pap secara teratur: Kanker leher rahim adalah lebih umum diantara wanita-wanita
yang tidak mempunyai tes-tes Pap yang teratur (reguler). Tes Pap membantu
dokter-dokter mencari sel-sel sebelum bersifat kanker (precancerous cells).
Perawatan perubahan-perubahan leher rahim sebelum bersifat kanker seringkali
mencegah kanker.
4)
Sistim imun yang
melemah (sistim pertahanan alamiah tubuh): Wanita-wanita dengan infeksi HIV
(virus yang menyebabkan AIDS) atau yang meminum obat-obat penekan sistim imun
mempunyai risiko yang lebih tinggi dari rata-rata mengembangkan kanker leher
rahim. Untuk wanita-wanita ini, dokter-dokter menyarankan screening secara
teratur (regular screening) untuk kanker leher rahim.
5)
Umur: Kanker leher
rahim terjadi paling sering pada wanita-wanita berumur lebih dari 40 tahun.
6)
Sejarah seksual:
Wanita-wanita yang telah mempunyai banyak mitra-mitra seksual mempunyai risiko
yang lebih tinggi dari rata-rata mengembangkan kanker leher rahim. Juga,
seorang wanita yang telah mempunyai hubungan seksual dengan seorang pria yang
telah mempunyai banyak mitra-mitra seksual mungkin berisiko lebih tinggi mengembangkan
kanker leher rahim. Pada kedua kasus-kasus, risiko mengembangkan kanker leher
rahim lebih tinggi karena wanita-wanita ini mempunyai risiko infeksi HPV yang
lebih tinggi dari rata-rata.
7)
Merokok: Wanita-wanita
dengan infeksi HPV yang merokok mempunyai risiko kanker leher rahim yang lebih
tinggi daripada wanita-wanita dengan infeksi HPV yang tidak merokok.
8)
Menggunakan pil-pil
pengontrol kelahiran untuk waktu yang lama: Menggunakan pil-pil pengontrol
kelahiran untuk waktu yang lama (5 tahun atau lebih) dapat meningkatkan risiko
kanker leher rahim diantara wanita-wanita dengan infeksi HPV.
9)
Mempunyai banyak anak:
Studi-studi menyarankan bahwa melahirkan banyak anak-anak dapat meningkatkan
risiko kanker leher rahim diantara wanita-wanita dengan infeksi HPV.
e.
Yang Berisiko Terkena CA Serviks
Ada
beberapa faktor yang dapat meningkatkan seorang wanita memiliki risiko
(predesposisi) lebih tinggi dibandingkan wanita lainnya untuk terkena kanker
rahim. Adapun faktor tersebut yakni:
1)
Gadis yang
melakukan coitus/jima’ pertama (coitarche) saat usianya kurang dari 17 tahun.
2)
Wanita dengan
riwayat paritas (persalinan) yang tinggi/banyak (umumnya lebih dari 5 kali
melahirkan) apalagi dengan jarak persalinan yang terlampau dekat (kurang dari 2
tahun)
3)
Wanita yang sering
berganti-ganti pasangan seksual (promiskuitas)
4)
Hygine seksual yang
jelek (tidak menjaga kebersihan alat genital)
5)
Wanita yang
mengalami infeksi virus Humman Papiloma Virus
6)
Wanita yang
merokok.
f.
Klasifikasi
Klinik
Tingkat-tingkat
dari kanker leher rahim:
1)
Tingkat 0: Kanker hanya
ditemukan pada lapisan atas dari sel-sel pada jaringan yang melapisi leher
rahim. Tingkat 0 juga disebut carcinoma in situ.
2)
Tingkat I: Kanker telah
menyerang leher rahim dibawah lapisan atas dari sel-sel. Itu ditemukan hanya di
leher rahim.
3)
Tingkat II: Kanker
meluas melewati leher rahim kedalam jaringan-jaringan berdekatan. Ia meluas ke
bagian atas dari vagina. Kanker tidak menyerang ke bagian ketiga yang lebih
rendah dari vagina atau dinding pelvic (lapisan dari bagian tubuh antara
pinggul).
4)
Tingkat III: Kanker
meluas ke bagian bawah dari vagina. Ia juga mungkin telah menyebar ke dinding
pelvic dan simpul-simpul getah bening yang berdekatan.
5)
Tingkat IV: Kanker
telah menyebar ke kandung kemih, rektum, atau bagian-bagian lain tubuh.
6)
Terjadinya kembali
kanker: Kanker telah dirawat, namun telah kembali setelah periode waktu yang
selama waktu ini tidak dapat terdeteksi. Kanker mungkin timbul kembali pada
leher rahim atau pada bagian-bagian lain tubuh.
g.
Tes Skrining Kanker Mulut Rahim (Serviks)
Screening untuk
memeriksa perubahan-perubahan leher rahim sebelum adanya gejala-gejala adalah
sangat penting. Screening dapat membantu dokter mencari sel-sel abnormal
sebelum kanker berkembang. Mencari dan merawat sel-sel abnormal dapat mencegah
kebanyakan kanker leher rahim. Juga, screening dapat membantu mencari kanker
dini, ketika perawatan kemungkinan menjadi efektif.
1)
Tes PAP smear
Dokter-dokter
merekomendasikan bahwa wanita-wanita membantu mengurangi risiko kanker leher
rahim mereka dengan mempunyai tes-tes Pap secara teratur. Tes Pap (kadangkala
disebut Pap smear atau cervical smear) adalah tes yang mudah untuk melihat
sel-sel leher rahim. Untuk kebanyakan wanita-wanita, tesnya tidak menyakitkan.
Tes Pap dilakukan di ruang praktek dokter atau klinik sewaktu pemeriksaan
pelvik (pelvic). Dokter atau suster memarut/menggores satu contoh sel-sel leher
rahim, dan kemudian mencoreng sel-sel itu pada sebuah kaca mikroskop. Pada tipe
baru dari tes Pap (tes Pap yang berdasarkan pada cairan), sel-sel itu dibilas
kedalam wadah cairan yang kecil. Sebuah mesin khusus menaruh sel-sel pada
kaca-kaca mikroskop. Untuk kedua tipe dari tes Pap, laboratorium memeriksa
sel-sel pada kaca mikroskop untuk kelainan-kelainan dibawah sebuah mikroskop
Tes-tes Pap
dapat menemukan kanker leher rahim atau sel-sel abnormal yang dapat menjurus
pada kanker leher rahim. Dokter-dokter secara umum merekomendasikan bahwa:
a)
Wanita-wanita harus
mulai mempunyai tes-tes Pap 3 tahun setelah mereka mulai mempunyai hubungan
seksual, atau ketika mereka mencapai umur 21 tahun (yang mana saja yang datang
lebih dahulu).
b)
Kebanyakan
wanita-wanita harus mempunyai tes Pap paling sedikit satu kali setiap 3 tahun.
c)
Wanita-wanita berumur
65 sampai 70 tahun yang telah mempunyai paling sedikit tiga tes-tes Pap normal
dan tidak ada tes-tes Pap abnormal dalam 10 tahun terakhir dapat memutuskan,
setelah bicara dengan dokternya, untuk memberhentikan screening kanker leher
rahim.
d)
Wanita-wanita yang
telah mempunyai hysterectomy (operasi) untuk mengangkat kandungan (uterus) dan
leher rahim (cervix), juga disebut total hysterectomy, tidak perlu mempunyai
screening kanker leher rahim. Bagaimanapun, jika operasi adalah perawatan untuk
sel-sel sebelum bersifat kanker atau kanker, wanita -wanita itu harus terus
menerus menjalankan screening.
2)
Iva test
Pengobatan kanker serviks pada stadium lebih dini,
hasilnya lebih baik, mortalitas akan menurun, dengan masalah yang begitu
kompleks, timbul gagasan untuk melakukan skrining kanker serviks dengan metode
yang lebih sederhana, antara lain yaitu dengan IVA (Inspeksi Visual dengan
Asam Asetat). IVA adalah pemeriksaan skrining kanker serviks dengan
cara inspeksi visual pada serviks dengan aplikasi asam asetat (IVA). Dengan
metode inspeksi visual yang lebih mudah, lebih sederhana, lebih mampu laksana,
maka skrining dapat dilakukan dengan cakupan lebih luas, diharapkan temuan
kanker serviks dini akan bisa lebih banyak.
a)
Tujuan IVA
Untuk mengurangi
morbiditas atau mortalitas dari penyakit dengan pengobatan dini terhadap
kasus-kasus yang ditemukan. Untuk mengetahui kelainan yang terjadi pada leher
rahim.
b)
Metode skrining IVA mempunyai kelebihan,
diantaranya..
₋
Mudah, praktis dan
sangat mampu laksana.
₋
Butuh bahan dan alat
yang sederhana dan murah
₋
Sensivitas dan
spesifikasitas cukup tinggi
₋
Dapat dilaksanakan oleh
tenaga kesehatan bukan dokter ginekologi, dapat dilakukan oleh bidan di setiap
tempat pemeriksaan kesehatan ibu atau dilakukan oleh semua tenaga medis
terlatih
₋
Alat-alat yang
dibutuhkan dan Teknik pemeriksaan sangat sederhana.
₋
Metode skrining IVA
sesuai untuk pusat pelayanan sederhana
c)
Syarat ikut IVA TEST :
₋
Sudah pernah melakukan
hubungan seksual
₋
Tidak sedang datang
bulan/haid
₋
Tidak
sedang hamil
₋
24 jam sebelumnya tidak
melakukan hubungan seksual
d)
Teknik IVA
Dengan spekulum
melihat serviks yang dipulas dengan asam asetat 3-5%. Pada lesi prakanker akan
menampilkan warna bercak putih yang disebut aceto white epithelum Dengan
tampilnya porsio dan bercak putih dapat disimpulkan bahwa tes IVA positif,
sebagai tindak lanjut dapat dilakukan biopsi. Andaikata penemuan tes IVA
positif oleh bidan, maka di beberapa negara bidan tersebut dapat langsung
melakukan terapi dengan cryosergury. Hal ini tentu mengandung
kelemahan-kelemahan dalam menyingkirkan lesi invasif.
e)
Kategori pemeriksaan IVA
Ada beberapa kategori yang dapat dipergunakan, salah satu kategori yang
dapat dipergunakan adalah:
₋
IVA negatif = Serviks
normal.
₋
IVA radang = Serviks
dengan radang (servisitis), atau kelainan jinak lainnya (polip serviks).
₋
IVA positif = ditemukan
bercak putih (aceto white epithelium). Kelompok ini yang menjadi sasaran temuan
skrining kanker serviks dengan metode IVA karena temuan ini mengarah pada
diagnosis Serviks-pra kanker (dispalsia ringan-sedang-berat atau kanker serviks
in situ).
₋
IVA- Kanker serviks
Pada tahap ini pun, untuk upaya penurunan temuan stadium kanker serviks, masih
akan bermanfaat bagi penurunan kematian akibat kanker serviks bila ditemukan
masih pada stadium invasif dini.
f)
Cara Penggunaan
₋
IVA test dilakukan
dengan cara mengoleskan asam asetat 3-5% pada permukaan mulut rahim. Pada lesi
prakanker akan menampilkan warna bercak putih yang disebut aceto white
epithelium.
₋
Hasil dari
pemeriksaan ini adalah bercak putih dapat disimpulkan bahwa tes IVA positif.
Maka jika hal itu terjadi maka dapat dilakukan biposy.
₋
Untuk mengetahui
hasilnya langsung pada saat pemeriksaan.
₋
Pemeriksaan dengan
metode ini bisa dilakukan oleh bidan atau dokter di Puskesmas atau di tempat
praktek bidan dengan biaya yang cenderung lebih ekonomis. (Sukaca, 2009 : 100)
4.
MENGENAL SADARI
Pemeriksaan
payudara sendiri atau sering disebut dengan SADARI merupakan suatu cara yang
efektif untuk mendeteksi sedini mungkin adanya benjolan pada payudara. SADARI
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pemeriksaan payudara dan
sangat mudah dilakukan oleh setiap wanita. Jika SADARI dilakukan secara rutin,
seorang wanita akan dapat menemukan benjolan pada stadium dini. Deteksi dini
dapat menekan angka kematian sebasar 25-30%. Terbukti 95% wanita
yang terdiagnosis pada tahap awal kanker payudara
dapat bertahan hidup lebih dari lima tahun setelah terdiagnosis sehingga banyak
dokter yang merekomendasikan agar para wanita
untuk melakukan SADARI
SADARI sangat penting karena dapat
menemukan secara dini adanya benjolan yang memungkinkan adanya kanker
payudara. Bagi wanita yang sudah berpengalaman dalam melakukan SADARI,
mereka dapat meraba benjolan-benjolan kecil dengan garis tengah yang kurang
dari 1 cm. Dengan demikian bila ternyata benjolan tersebut ganas dapat di obati
dalam stadium dini dan kemungkinan sembuh juga lebih besar.
Pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI) adalah bagian penting dari perawatan kesehatan, yang dapat melindungi
anda dari resiko kanker payudara
a.
Manfaat Sadari
Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk membantu
melakukan deteksi dini adanya kelainan pada payudara (Suddart & Brunner 2003)
b.
Waktu Dilakukan Sadari
Pemeriksaan
payudara sendiri sebaiknya dilakukan sebulan sekali. Para wanita yang sedang
haid sebaiknya melakukan pemeriksaan pada hari ke-5 sampai ke-10 dari hari
pertama haid, ketika payudara sedang mengendur dan terasa lebih lunak.
Pada
wanita normal, American Cancer Society menganjurkan wanita yang berusia diatas
umur 20 tahun untuk melakukan SADARI setiap tiga bulan. Selain SADARI untuk
deteksi dini kanker payudara pada usia 35-40 tahun dengan melakukan mammografi.
Benjolan sebesar 0,25 cm sudah dapat terlihat pada mammografi. Sedangkan untuk
wanita di atas usia 40 tahun ditambah dengan melakukan pemeriksaan payudara
dengan dokter ahli.
c.
Siapa Saja Yang Dianjurkan Melakukan Sadari :
1)
Wanita yang telah
berusia 20 tahun
2)
Wanita berusia diatas
40 tahun yang tidak mempunyai anak
3)
Wanita yang memiliki
anak pertama pada usia 35 tahun
4)
Wanita yang tidak
menikah
5)
Wanita yang haid
pertama dini (dibawah 10 tahun)
6)
Wanita yang menopause
lambat
7)
Pernah mengalami
trauma pada payudara
8)
Wanita di atas 25 tahun
yang keluarganya pernah menderita kanker payudara
9)
Wanita yang tidak
menyusui
10)
Pernah operasi payudara
atau kandungan
11)
Pernah mendapat obat
hormonal yang lama
12)
Cenderung kelebihan
berat badan
d.
Cara Pemeriksaan Sadari
Menurut Sukardja
(2000) SADARI dilakukan dalam 3 tahap yaitu :
1)
Melihat payudara
2)
Memijat payudara
3)
Meraba payudara
Pemeriksaan payudara
dapat dilakukan dengan melihat perubahan
di hadapan cermin
dan melihat perubahan
bentuk payudara
dengan cara berbaring.
Pemeriksaan payudara
dapat dilakukan dengan melihat perubahan
di hadapan cermin
dan melihat perubahan
bentuk payudara
dengan cara berbaring
Tahap SADARI
1)
Melihat Perubahan
Di Hadapan Cermin.
Lihat pada cermin , bentuk dan keseimbangan bentuk payudara (simetris atau tidak). Cara melakukan :
Lihat pada cermin , bentuk dan keseimbangan bentuk payudara (simetris atau tidak). Cara melakukan :
![]() |
Tahap 1
Melihat perubahan bentuk dan besarnya payudara, perubahan puting susu, serta kulit payudara di depan kaca. Sambil berdiri tegak depan cermin, posisi kedua lengan lurus ke bawah disamping badan.
![]() |
Tahap 2
Periksa payudara dengan tangan diangkat di atas kepala. Dengan maksud untuk melihat retraksi kulit atau perlekatan tumor terhadap otot atau fascia dibawahnya.
Tahap 3
Berdiri
tegak di depan cermin
dengan tangan disamping kanan dan kiri. Miringkan badan ke kanan dan kiri untuk
melihat perubahan
pada payudara.
Yang harus diperhatikan adalah :
a)
Apakah bentuk dan
ukuran payudara kanan dan kiri simetris ?
b)
Apakah payudara
membesar atau mengeras ?
c)
Apakah arah puting
tidak lurus ke depan atau berubah arah ?
d)
Apakah puting tertarik
ke dalam ?
e)
Apakah puting atau
kulit ada yang lecet ?
f)
Apakah ada perubahan
warna kulit (kemerahan) ?
g)
Apakah kulit payudara
menebal dengan pori-pori melebar (seperti kulit jeruk)
h)
Apakah permukaan kulit
tidak mulus seperti ada kerutan atau cekungan ?
Tahap 4
Menegangkan otot-otot
bagian dada dengan berkacak pinggang/ tangan menekan pinggul dimaksudkan untuk
menegangkan otot
di daerah axilla.
Tahap 1. Persiapan
Dimulai dari payudara
kanan. Baring menghadap ke kiri dengan membengkokkan kedua lutut Anda. Letakkan
bantal atau handuk mandi yang telah dilipat di bawah bahu sebelah kanan untuk
menaikan bagian yang akan diperiksa. Kemudian letakkan tangan kanan Anda di
bawah kepala.
Gunakan tangan kiri Anda untuk memeriksa payudara
kanan .Gunakan telapak jari-jari Anda untuk memeriksa sembarang benjolan
atau penebalan. Periksa
payudara
Anda dengan menggunakan Vertical Strip dan Circular.
Memeriksa
seluruh bagian payudara
dengan cara vertical, dari tulang
selangka di bagian atas ke bra-line di bagian bawah, dan garis tengah antara
kedua payudara
ke garis tengah bagian ketiak Anda. Gunakan tangan kiri untuk mengawali pijatan
pada ketiak. Kemudian putar dan tekan kuat untuk merasakan benjolan.
Gerakkan tangan Anda perlahan-lahan ke bawah bra line dengan putaran ringan dan
tekan kuat di setiap tempat. Di bagian bawah bra line, bergerak kurang lebih 2
cm kekiri dan terus ke arah atas menuju tulang
selangka dengan memutar dan menekan. Bergeraklah ke atas dan ke bawah mengikuti
pijatan dan meliputi seluruh bagian yang ditunjuk.
![]() |
Tahap 3. Pemeriksaan Payudara dengan Cara Memutar.
Berawal dari
bagian atas payudara
Anda, buat putaran yang besar. Bergeraklah sekeliling payudara
dengan memperhatikan benjolan
yang luar biasa. Buatlah sekurang-kurangnya tiga putaran kecil sampai ke puting
payudara.
Lakukan sebanyak 2 kali. Sekali dengan tekanan ringan dan sekali dengan tekanan
kuat. Jangan lupa periksa
bagian bawah areola
mammae.
Menggunakan
kedua tangan, kemudian tekan payudara
Anda untuk melihat adanya cairan
abnormal dari puting payudara.
![]() |
Tahap 5. Memeriksa Ketiak
Letakkan tangan
kanan Anda ke samping dan rasakan ketiak Anda dengan teliti, apakah teraba benjolan
abnormal atau tidak.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Skrining
adalah deteksi dini suatu penyakit atau usaha untuk mengidentifikasi penyakit
dan kelainan yang secara klinis belum jelas dengan menggunakan tes,
pemeriksaan, atau prosedur tertentu yang dapat digunakan secara tepat untuk
membedakan orang-orang yang kelihatannya sehat tetapi sesungguhnya menderita
suatu kelainan. Uji skrining dapat dilakukan dengan pertanyaan (anamnesis),
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium.
B.
SARAN
Untuk
mendeteksi secara dini kanker payudara, pemeriksaan
payudara sendiri sebaiknya dilakukan sebulan sekali. Dengan menggunakan teknik
SADARI. Para wanita yang sedang haid sebaiknya melakukan pemeriksaan pada hari
ke-5 sampai ke-10 dari hari pertama haid, ketika payudara sedang mengendur dan
terasa lebih lunak.
Untuk
mendeteksi dini kanker serviks, wanita-wanita
harus melakukan tes skrining kanker serviks yaitu dengan beberapa macam cara
yaitu Pap Smear dan IVA test. Wanita-wanita mulai mempunyai tes-tes Pap 3 tahun
setelah mereka mulai mempunyai hubungan seksual, atau ketika mereka mencapai
umur 21 tahun (yang mana saja yang datang lebih dahulu).
DAFTAR PUSTAKA
·
Kumalasari, I., dan Iwan, A.
2012. “Kesehatan Reproduksi” Palembang: Salemba
Medika
·
Joko Purwanto, D. “Deteksi Dini
Kanker Payudara” diakses 10 agustus 2014 :
·
Muhimatus. 2011.
“Skrining Untuk Keganasan Dan Penyakit Sistemik” diakses 10 agustus 2014 : http://muhimatus.wordpress.com/2011/04/13/skrining-untuk





Tidak ada komentar:
Posting Komentar